Salah Mempersiapkan Pensiun
Admin Minggu, 10 Juli 2016 Perencanaan KeuanganImage source: by matin van r www.freeimages.com
Masa pensiun adalah masa yang harus dilewati oleh semua orang, Masa tersebut seharusnya dinanti nantikan dan dilalui dengan perasaan yang gembira, namun apakah faktanya demikian? Teman teman kita akan simak beberapa fakta dan survey tentang pensiun diantaranya, mohon konsentrasinya ya, karena kali ini akan banyak membahas dengan menggunakan grafik ataupun hasil survey, tapi percayalah hal ini sungguh bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita simak beberapa hasil survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga mengenai tentang kesiapan pensiun
Survey perencanaan keuangan yang dilakukan oleh Swa pada tahun 2004 yang menyatakan bahwa 80% eksekutif terancam miskin di hari Tua, hal ini disebabkan oleh adanya gaya hidup yang berlebihan "besar pasak daripada tiang" Hal ini didukung pula survey yang dilakukan AC Nielsen dan Citibank pada tahun 2004 yang menunjukkan hal yang sama.
Survey Financial Quotiens 2007 menyatakan bahwa 39% persen orang Indonesia percaya bahwa mereka akan bergantung pada anak anak mereka saat hari tua.

Hanya 2 dari 5 orang Indonesia yang SIAP menghadapi resiko di masa depan, berarti 60% orang TIDAK SIAP (Markplus-Survey Understanding Protection Gap, 2011

Image source 123RF
Survey HSBC, tahun 2015 menyatakan hasil sebagai berikut 51 % responden menyatakan khawatir akan kecukupan dana yang dimiliki saat pensiun (publikasi Lampung Post 29 April 2015)

Survey Manulife Asset Management Indonesia, April Mei 2015 yang dimuat di Bisnis.com 4 september 2015 menyatakan 52% persen investor tidak siap pensiun.

Mengapa pensiun perlu dipersiapkan, seperti kita ketahui bersama, masa kerja sesorang sampai memasuki masa pensiun, apabila ia mulai bekerja di usia 22 tahun dan pensiun di usia 55 tahun (33 tahun bekerja) apabila tingkat usia harapan hidup di Indonesia adalah 70,1 tahun (berdasarkan data BPS dan survey United Nations sumber Marketing Research Indonesia publish on 12 Juni 2015). Artinya sesorang bekerja selama 33 tahun dan diharapkan pendapatan selama bekerja mampu membiayai kebutuhan hidup selama 49 tahun.
Mengapa hal ini perlu diperhatikan, dari survey yang dilakukan oleh LIMRA dapat dilihat hasil surveynya terhadap 100 orang yang berusia 25 tahun, setelah 40 tahun kemudian, dari 100 orang tersebut keadaaannya sebagai berikut:

Apa artinya 49% manusia lanjut usia hidup TERGANTUNG anak atau sumbangan, 5% manusia lanjut usia TERPAKSA masih bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan hanya 5% manusia lanjut usia yang MANDIRI. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana persiapan kita, apakah anak anak masih harus menanggung kehidupan orang tua, dan menciptakan "generasi sandwich" baru. Artinya PENSIUN harus dipersiapkan SEDINI MUNGKIN untuk menjaga kualitas hidup yang layak.
Kesalahan umum dalam mempersiapkan pensiun, antara lain :
Merasa aman karena sudah memiliki dana pensiun dari tempat bekerja, karena UU No 13 tahun 2003 sebagai pekerja dengan masa kerja 24 tahun hanya memperoleh uang pesangon dan penghargaan maksimal 32,2 kali gaji terakhir.
Kebutuhan jangka pendek mengalahkan kebutuhan hari tua, sehingga terlambat membuat rencana pensiun atau bahkan belum mempunyai rencana sama sekali. Hal ini akan semakin buruk keadaaannya apabila porsi investasi dalam arus kas per bulannya sering diabaikan, karena lebih mengutamakan kebutuhan konsumsi jangka pendek.
Simak bagaimana tahapan merencanakan keuangan di http://jahjasumitro.com/tahapan-perencanaan-keuangan-detail-11066.html
Saat pensiun masih memiliki HUTANG KONSUMTIF, sebaiknya saat pensiun hutang sudah di eliminasi seminimal mungkin dan sangat lebih baik jika semua hutang sudah lunas.
Apabila memiliki usaha, mempunyai asumsi bahwa usaha yang dijalankan akan bertumbuh terus padahal beberapa usaha yang tidak dapat mengikuti perkembangan dan perubahan pasar belum tentu dapat bertahan.
Mengabaikan unsur inflasi, sehingga sangat konservatif dalam investasi, atau salah dalam alokasi investasi sehingga terlalu banyak asset yang tidak likuid (minimal asset likuid adalah 5 tahun kebutuhan hidup).
Terlalu menaruh harapan pada jaminan sosial ataupun anak.
Aplikasi menghitung dana pensiun dapat dipahami dengan contoh sebagai berikut:
Apabila diketahui biaya hidup saat ini sebesar Rp 7,000,000,- per bulan dan saat ini berusia 25 tahun dengan asumsi pengeluaran mereka saat pensiun adalah karena anak anak telah selesai sekolah adalah 80% dari pengeluaran bulanan saat ini yaitu 80% x Rp 7,000,000,- atau Rp 5,600,000,- per bulan atau Rp 67,200,000,- per tahun.
Apabila pada saat pensiun memiliki penghasilan dari menyewakan rumah dengan pendapatan per tahun sebesar Rp 50,000,000,- sehingga ada kekurangan sebesar Rp 17,200,000,- per tahun, apabila inflasi diasumsikan 7% per tahun maka kekurangan selama 30 tahun adalah sebesar Rp 130,931,560,
Apabila diketahui pada saat pensiun dana pensiun yang dimiliki akan diinvestasikan pada instrument investasi yang menghasilkan pendapatan per tahun 8%, maka jumlah yang harus dimiliki keluarga tersebut agar dapat membiayai hari tua kurang lebih Rp 1,636,644,500,-
Jika masa pensiun mereka 30 tahun lagi, mereka menginvestasikan pendapatannya melalui instrument investasi yang asumsinya memberikan return sebesar 15% per tahun, maka setiap bulannya mereka harus menginvestasikan sebesar Rp 236,398,-
Dari contoh tersebut diatas, dapat disimpulkan pentingnya seseorang mempersiapkan dana pensiun sejak dini, contoh perhitungan diatas, menyebutkan bahwa keluarga tersebut memiliki asset sebuah rumah yang memberikan kontribusi Rp 50,000,000 per tahun sebagai penghasilan sewa saja masih membutuhkan dana sebesar Rp 1,636,644,500,- yang harus disediakan selama 30 tahun.
Bagaimana bila tidak memiliki asset atau pendapatan yang dapat mendukung adanya penghasilan saat pensiun? Tentunya dana pensiun yang harus disiapkan lebih besar, serta harus sedini mungkin persiapannya. Karena semakin ditunda dana pensiun yang harus dipersiapkan setiap bulannya semakin besar.
Selain itu sebagian dana pensiun dapat juga dipersiapkan dengan menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) ataupun di beberapa perusahaan membentuk suatu DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) ataupun JHT dari BPJS, namun yang menjadi persoalan adalah menghitung berapa jumlah yang dibutuhkan untuk dapat menikmati masa pensiun yang layak, dan memperkirakan berapa dana yang terkumpul melalui kepesertaan tersebut, sehingga mengetahui secara pasti berapa dana pensiun yang harus dipersiapkan secara pribadi, apabila masih kurang` Semoga tulisan ini bermanfaat bagi teman teman.
Untuk mengetahui cara menghitungnya dapat di coba di link ini https://www.manulife-indonesia.com/pension-calculator dan apabila anda telah memiliki DPLK dapat memperkirakan juga hitungannya di link https://www.manulife-indonesia.com/dplk-kalkulator
Salam
Jahjasumitro.com